Saturday 19 November 2016

SANTA MECHTILDIS

Matilda von Hackeborn-Wippra adalah salah satu puteri dari keluarga bangsawan Thuringian yang sangat berkuasa. Ia lahir pada tahun 1241 dengan kondisi yang begitu rapuh, sehingga orang tuanya khawatir kalau-kalau ia mati tanpa menerima pembaptisan, maka orang tuanya segera mambawa Matilda kepada Seorang Imam yang terkenal saleh dimana saat itu sedang mempersiapkan diri untuk mempersembahkan Misa. Setelah membaptis si bayi, ia menyampaikan sebuah nubuat, "Apakah yang kalian takutkan? Anak ini sudah pasti tidak akan mati, tetapi akan menjadi seorang biarawati Kudus. Melaluinya Allah akan mengadakan banyak perbuatan ajaib, dan ia akan mengakhiri hari-harinya dalam usia lanjut."

Ketika berusia tujuh tahun Matilda mengikuti Ibunya  mengunjungi kakak perempuannya, yang adalah seorang biarawati di Biara Cistercian di Rodersdorf. Saat itulah Mechtildis terpikat oleh kehidupan biara dan tidak mau pulang, sehingga dengan berat hati orang tuanya terpaksa mengijinkannya tinggal di biara. Dalam waktu singkat Mechtildis maju pesat dalam devosi dan kasih akan Allah.

Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1258, Mechtildis mengikuti saudarinya, yang sekarang menjadi abbas, memindahkan biara ke wilayah Helfta yang disumbangkan oleh saudara laki-laki mereka, Louis and Albert. Pada tahun 1261, seorang anak kecil berusia lima tahun, Gertrude, dipercayakan dalam bimbingan Mechtildis. Anak ini adalah Gertrude yang di kemudian hari dikenal sebagai St Gertrude Agung.

Mechtildis menonjol dalam kerendahan hati, semangat dan keramah-tamahan yang telah menjadi ciri khasnya semenjak kanak-kanak dan yang, seperti juga kesalehan, tampaknya menjadi ciri keluarganya. Ia sangat mencintai kemiskinan dan melewatkan hari-hari hidupnya dalam matiraga yang berat, dan melakukan silih bagi dosa-dosa sesama. Mechtildis senantiasa menanggung sakit fisik sepanjang hidupnya; terus-menerus ia menderita karena sakit kepala atau sakit-sakit lainnya. Namun demkian, ia menanggung sakitnya dengan begitu sabar hingga ia selalu tampak ceria sementara menderita. Meski dirinya sendiri sakit, ia biasa menghibur dan melayani mereka yang sakit, bahkan meski terkadang ia sendiri harus diusung untuk mengunjungi mereka. Ia menunjukkan kasih sayang dan simpati begitu rupa kepada mereka yang sakit hingga orang yang melihatnya mencucurkan airmata. 

Para biarawati yang lain biasa ada di sekelilingnya seperti mengelilingi seorang pengklhotbah, untuk mendengarkan sabda Allah dari mulutnya. Mechtildis adalah pengungsian dan penghibur mereka. Tak pernah seorang pun yang menyampaikan penderitaannya, dibiarkan pergi tanpa menerima penghiburan dan nasehat yang menenangkan. Di samping suara merdu, Mechtildis juga dianugerahi bakat musik yang luar biasa; ia adalah pemimpin paduan suara para biarawati sepanjang hidupnya. Karena alasan ini dalam wahu-wahyu-Nya Kristus biasa menyebutnya "burung bulbul-Nya".

Kristus, Mempelai-nya terkasih, yang mempertunangkannya dengan DiriNya dengan sebuah cincin, kerap menampakkan diri dan berbicara kepadanya, juga Santa Perawan dan banyak para kudus biasa berbincang dengannya. Pada suatu hari Rabu dalam Masa Paskah, ayat dalam bacaan Misa adalah, "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku…." Mechtildis bertanya kepada Mempelai-nya: "Adakah aku termasuk dalam bilangan yang diberkati untuk mendengar suara-Nya?" Kristus menjawab, "Ya, engkau akan tahu pasti bahwa engkau termasuk dalam bilangan ini," dan Ia memberikan Hati-Nya kepada Mechtildis sebagai tanda janji, yang lalu disembunyikan Mechtildis dalam dirinya hingga akhir hayat. Ia terdengar biasa mengatakan, "Jika segala yang dianugerahkan Hati Yesus atasku dijabarkan, maka tak ada buku Misa yang akan cukup untuk memuatnya." 

Baru di usianya yang kelimapuluh tahun Mechtildis mengetahui bahwa dua orang biarawati kepada siapa ia secara istimewa mempercayakan kekayaan rohaninya, telah mencatat semua karunia dan pengalaman rohani yang dianugerahkan Allah kepadanya, dan buku itu telah hampir selesai ditulis. Sebagian orang berpendapat bahwa salah seorang dari kedua biarawati itu adalah St Gertrude Agung. Mechtildis menjadi galau hatinya karena tulisan itu; jadi, seperti biasa, pertama-tama ia berlutut dalam doa. Kristus menampakkan diri dengan buku wahyu di tangan-Nya dan mengatakan, "Semua ini telah dituliskan karena kehendak dan inspirasi dari-Ku, dan sebab itu engkau tak memiliki alasan untuk khawatir mengenainya." Yesus mengatakan juga bahwa sebagaimana Ia telah begitu bermurah hati kepadanya, ia pun harus melakukan yang sama, dan bahwa penyebarluasan wahyu ini akan membuat banyak orang semakin bertumbuh dalam kasih-Nya; lagipula, Ia menghendaki buku ini disebut "Buku Rahmat Istimewa" sebab akan mendatangkan rahmat bagi banyak orang. Ketika Mechtildis mengerti bahwa buku ini ditujukan demi kemuliaan Allah, ia berhenti khawatir, dan bahkan ia sendiri mengoreksi naskah aslinya.

Setelah tinggal selama limapuluh tahun dalam biara, dan usianya telah limapuluh tujuh tahun, maka akhir hidupnya sudah dekat. Tiga tahun lamanya ia menderita penyakit payah, dan sementara ia menerima Sakramen Terakhir, St Gertude saudarinya melihat Kristus Sendiri datang mengurapinya dalam suatu cara rohani. Pada hari terakhir hidupnya, ia menderita sakit yang sangat dahsyat dan tak dapat mengatakan apa-apa selain, "Ya Yesus yang paling baikhati, Yesus yang paling baikhati!" Akhirnya, pada saat Kemuliaan dimadahkan dalam Misa Kudus, Kristus menampakkan diri kepada Mechtildis dan berkata, "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku…." dan mengingatkannya akan janji bertahun-tahun yang silam di mana Ia telah memberikan Hati-Nya sebagai tanda janji. Sementara Mechtildis mengembalikan Hati-Nya, Ia menerima kembali seraya membawa serta Mechtildis, dan ia pun menyerahkan nyawanya. St Mechtildis wafat pada tanggal 19 November 1298 di Biara Helfta.

Segera sesudah wafat suster Benediktin ini, "Buku Rahmat Istimewa" dipublikasikan dan mendapat sambutan luar biasa hingga begitu cepat mengalami cetak ulang. Pesta St Mechtildis dirayakan pada tanggal 19 November.

SANTO KOSMAS & SANTO DAMIANUS

Kedua martir yang kita rayakan pestanya pada 26 September adalah sepasang saudara kembar dari Siria yang hidup pada abad keempat. Mereka berdua merupakan siswa-siswa yang sangat terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan dan keduanya menjadi dokter yang hebat. Kosmas dan Damianus memandang setiap pasien sebagai saudara dan saudari dalam Kristus. Karena itu, mereka memberikan perhatian besar kepada mereka semua dan melakukan yang terbaik dengan segenap kemampuan mereka. Betapa pun banyaknya perhatian yang harus mereka curahkan terhadap seorang pasien, baik Kosmas maupun Damianus, tidak pernah menerima uang sebagai imbalan atas pelayanan mereka. Sebab itu, mereka diberi nama julukan dalam bahasa Yunani artinya “tanpa uang sepeser pun”.

Setiap ada kesempatan, kedua orang kudus ini akan bercerita kepada para pasiennya tentang Yesus Kristus, Putra Allah. Orang banyak menyukai kedua dokter kembar ini, karenanya dengan senang hati mereka mendengarkan. Kosmas dan Damianus seringkali memulihkan kesehatan, baik jiwa maupun raga, para pasien yang datang mohon bantuan mereka.

Ketika penganiayaan oleh Kaisar Diocletian terhadap umat Kristiani dimulai di kota mereka, kedua dokter ini segera ditangkap. Tak pernah sekali pun mereka berusaha menyembunyikan cinta mereka yang begitu besar terhadap iman Kristiani. Mereka disiksa dan dianiaya, tetapi tak ada yang dapat memaksa mereka untuk mengingkari iman kepada Kristus. Mereka hidup bagi Dia dan menarik begitu banyak orang kepada cinta-Nya. Pada akhirnya, mereka berdua dijatuhi hukuman mati pada tahun 303.

MALAIKAT AGUNG SANTO RAFAEL

Menyembuhkan”. Namanya disebutkan dalam Kitab Tobit, di mana dikisahkan Rafael menyamar sebagai manusia untuk menemani seorang pemuda bernama Tobia dalam suatu tugas serta memberikan obat kepadanya guna menyembuhkan mata ayahnya yang buta.

Pesta Malaikat Agung St. Mikhael, St. Gabriel dan St. Rafael dirayakan oleh Gereja setiap tanggal 29 September. Dalam pesta para malaikat ini kita memanjatkan puji syukur kepada Tuhan atas demikian banyak cara yang dilakukan Tuhan untuk melindungi dan memelihara kita. Kita juga diingatkan akan kekayaan dan keanekaragaman karya ciptaan Tuhan yang melebihi batas pengetahuan kita.

MALAIKAT AGUNG SANTO GABRIEL

Gabriel berarti “Tuhan kemenanganku”. St. Gabriel dianggap sebagai utusan khusus untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada manusia. Namanya dicatat dalam Kitab Daniel 8:16; 9:21 sebagai utusan untuk menjelaskan penglihatan-penglihatan yang diperoleh Daniel. Dalam Injil Lukas, dikisahkan Gabriel menyampaikan berita kelahiran Yohanes Pembaptis kepada Zakharia serta menyampaikan kabar sukacita kelahiran Yesus, Tuhan dan Penyelamat kita, kepada Bunda Maria.

MALAIKAT AGUNG SANTO MIKHAEL

St. Mikhael adalah Panglima Perang Balatentara Surgawi. Namanya berarti "Siapa dapat menyamai Tuhan?" yaitu pertempuran dahsyat bala tentara surgawi melawan pemberontakan Lucifer, si raja iblis.

St. Mikhael beberapa kali ditampilkan dalam Kitab Suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam Kitab Daniel bab 10 dikisahkan bagaimana Mikhael menenangkan hati Daniel setelah Daniel memperoleh suatu penglihatan. Mikhael berjanji untuk menjadi penolongnya dalam segala hal. Dalam Kitab Daniel bab 12, Mikhael disebut sebagai “pemimpin besar yang akan mendampingi anak-anak bangsa pilihan Tuhan.” Dalam Kitab Yudas ayat 9 diceriterakan bagaimana Mikhael bertengkar dengan iblis mengenai mayat Musa. Dalam Kitab Wahyu bab 12, Yohanes menggambarkan pertempuran besar di surga di mana Mikhael berhasil menghalau para malaikat yang memberontak dari surga. Oleh karena kemenangannya itu, Gereja Katolik mengangkatnya sebagai Pelindung Gereja. Malaikat Agung St. Mikhael biasa dilukiskan berpakaian baju baja, membawa tombak dan kakinya menginjak leher seekor naga.

Gereja memohon pertolongannya bagi orang-orang yang menghadapi ajal, perlindungan dalam peperangan, pengakuan dosa, dan menghantar jiwa-jiwa dari api penyucian menuju surga. St. Mikhael kelak akan menjadi pelindung orang-orang Kristen pada masa anti-Kristus.

SANTA ADELAIDE

16 Desember St Adelaide dilahirkan pada tahun 931. Dalam usia enambelas tahun, Puteri Burgundi ini dinikahkan dengan Raja Lothair. Tiga tahun kemudian, suaminya meninggal dunia. Penguasa yang diyakini telah meracuni suaminya berusaha menjadikan Adelaide sebagai isteri puteranya. Adelaide tentu saja menolak. Dalam murkanya, sang penguasa memperlakukannya dengan kejam. Ia bahkan mengurung Adelaide dalam sebuah benteng di tengah sebuah danau.

Adelaide diselamatkan ketika Raja Otto Agung dari Jerman menaklukkan penguasa ini. Meski Adelaide duapuluh tahun lebih muda darinya, Otto menikahi Puteri Adelaide yang cantik pada Hari Natal. Ketika raja membawa pulang ratunya yang baru, rakyat Jerman segera mencintainya. Adelaide seorang yang lemah lembut dan anggun lagi cantik jelita. Tuhan menganugerahkan lima anak kepada pasangan kerajaan ini. Mereka hidup bahagia selama duapuluh dua tahun. Ketika Otto mangkat, putera sulung Adelaide menjadi penguasa. Puteranya ini, Otto Kedua, seorang yang baik, tetapi terlalu cepat bertindak tanpa pikir panjang. Ia melawan ibunya sendiri sehingga ibunya meninggalkan istana. Dalam kepedihan hatinya, Adelaide minta pertolongan seorang abbas, St Majolus. Abbas ini membuat Otto menyesali perbuatannya. Adelaide menemui puteranya di Italia dan raja memohon pengampunan dari bundanya. Adelaide berdoa bagi puteranya dengan membawa persembahan ke tempat ziarah St Martin dari Tours.

Di masa tuanya, St Adelaide dipanggil untuk memimpin negara sementara cucunya masih kanak-kanak. Ia membangun banyak biara dan berkarya demi mempertobatkan orang-orang Slavic. Sepanjang hidupnya, ratu yang kudus ini taat pada nasehat orang-orang kudus. Ia senantiasa siap sedia mengampuni mereka yang bersalah kepadanya. St Addle dari Cluny menyebutnya sebagai “perpaduan mengagumkan dari keelokan dan keanggunan.”

SANTO MARTINUS

Santo Martinus dilahirkan di Sabaria, Hungaria pada tahun 315. Ayahnya seorang perwira Romawi. Tidak seorang pun dari kedua orangtuanya yang beragama Kristen, tetapi Martinus merasakan adanya panggilan yang kuat dari lubuk hatinya untuk menjadi pengikut Kristus. Pernah suatu hari ketika usianya sepuluh tahun, Martinus diam-diam pergi dari rumahnya dan mengetuk pintu sebuah gereja Katolik. Dia belajar iman Katolik secara sembunyi-sembunyi supaya ia bisa dibaptis. Ketika berusia 15 tahun, Martinus dipaksa masuk angkatan bersenjata Romawi, padahal Martinus tidak suka orang saling membunuh dalam peperangan.

Suatu malam di musim dingin, Martinus berjumpa dengan seorang pengemis berpakaian compang-camping yang menggigil kedinginan. Martinus menghentikan kudanya dan melepaskan mantol wol-nya yang indah. Dengan pedangnya Ia menyobek mantolnya itu menjadi dua bagian dan kemudian memberikan yang sebagian kepada si pengemis yang segera menerimanya dengan gembira. Malam itu Martinus bermimpi. Dalam mimpinya Yesus mengenakan belahan mantolnya yang ia berikan kepada si pengemis! Yesus berkata kepada para malaikat dan para kudus yang mengelilinginya kataNya, "Lihat mantol yang diberikan Martinus kepadaKu, padahal ia masih seorang katekumen (= pengikut pelajaran agama Katolik) dan belum dibaptis!" Ketika Martinus bangun, ia segera mohon dibaptis. Martinus mengundurkan diri dari dinas ketentaraan, sebab katanya, "Aku ini laskar Kristus, karena itu tidak patut aku berperang."

St. Martinus kemudian menjadi seorang imam dan seorang uskup yang hebat. Ia senantiasa membagikan cinta kasihnya yang besar kepada siapa saja. Ketika St. Martinus wafat di Tours, Perancis, pada tahun 397, ia dimakamkan di Pemakaman Kaum Miskin. Pestanya dirayakan tanggal 11 November.

SANTO EDWARD


13 Oktober.Raja St Edward adalah salah seorang yang paling dikasihi dari semua raja Inggris. Ia hidup pada abad kesebelas. Oleh sebab para musuh di tanah airnya sendiri, ia harus tinggal di Normandy, Perancis, sejak usianya sepuluh tahun hingga empatpuluh tahun. Ketika ia pulang kembali untuk memimpin negeri, segenap rakyat menyambutnya dengan sukacita.

St Edward adalah seorang yang tinggi dan tegap perawakannya, tetapi kesehatannya amat rapuh. Meski begitu ia dapat memimpin negerinya dengan baik dan senantiasa memelihara kedamaian di negerinya. Ini karena ia percaya dan mengandalkan Tuhan. Raja Edward ikut ambil bagian dalam misa setiap hari. Ia adalah seorang yang lemah lembut dan baik hati, yang tidak pernah berbicara kasar. Kepada orang-orang miskin dan orang-orang asing, ia menunjukkan belas kasih yang istimewa. Ia juga membantu para biarawan dengan segala cara yang dapat ia lakukan. Adalah keadilannya kepada setiap orang dan kasihnya kepada Gereja Tuhan yang menjadikan St Edward begitu populer di kalangan rakyat Inggris. Mereka akan bersorak-sorai sementara ia mengendarai kudanya keluar istana.

Meski ia seorang raja dengan kekuasaan yang besar, St Edward menunjukkan kejujurannya dengan jalan menepati janjinya kepada Tuhan dan kepada rakyat. Sewaktu masih tinggal di Normandy, ia mengucapkan suatu ikrar kepada Tuhan. Ia mengatakan bahwa apabila keluarganya berkesempatan melihat masa-masa yang lebih baik, ia akan pergi berziarah ke makam St Petrus di Roma. Setelah dinobatkan sebagai raja, ia rindu untuk menepati ikrarnya ini. Tetapi para bangsawan tahu bahwa tak akan ada siapa-siapa lagi yang akan memelihara perdamaian diantara orang-orang yang gemar berperang di tanah itu. Jadi, meski mereka mengagumi devosi raja, mereka tak hendak membiarkannya pergi. Segala masalah ini disampaikan kepada paus, St Leo IX. Bapa Suci memutuskan bahwa raja dapat tinggal di kerajaannya. Beliau mengatakan bahwa hendaknyalah Raja Edward membagi-bagikan uang yang seharusnya dipergunakannya untuk berziarah kepada orang-orang miskin. Ia hendaknya juga membangun atau memperbaiki suatu biara demi menghormati St Petrus. Dengan taat, raja melaksanakan keputusan paus. Raja wafat pada tahun 1066 dan dimakamkan di sebuah biara indah yang telah ia bangun kembali. Ia dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Alexander III pada tahun 1161.

Friday 18 November 2016

SANTO FILIPUS

St. Filipus seorang nelayan muda murid Yohanes Pemandi, yang berasal dari Betsaida, kota di mana Petrus dan Andreas juga tinggal di sana. Ketika ia sedang memisahkan ikan hasil tangkapannya, datanglah Yesus dan berkata : “Filipus, ikutlah Aku!” Filipus sangat bersuka cita dan membagikan suka citanya itu kepada Natanael sahabatnya yang kemudian juga menjadi pengikut Yesus yang setia.
Filipus tergolong para Rasul pertama. Ketika beberapa orang Yunani ingin bertemu Yesus, kepada Filipuslah mereka minta tolong. 
Pada perjamuan terakhir Filipus memohon kepada Yesus : “ Guru, tunjukkanlah Bapa kepada kami!” Yesus menjawab: “Telah sekian lama aku ada bersama-sama kamu Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.”
Sesudah kenaikan Yesus, diketahui bahwa Filipus mewartakan Injil di Frigia, sebuah kota tua di Asia Kecil. Klemens dari Aleksandria mengatakan bahwa Filipus menderita penganiayaan hebat dan disalibkan dengan kepala di bawah, sebagaimana dialami Petrus di Roma pada masa pemerintahan Kaisar Dominatius, dan dimakamkan di Hierapolis. Kemudian relikuinya dikirim ke Roma, sejak tahun 561 disemayankan di Basilik Rasul-Rasul. Polycrates, Uskup Efesus, dalam sebuah suratnya kepada Paus Viktor II (1055 s/d 1057), menyebutkan bahwa dua orang anak Filipus hidup di Hierapolis, sedangkan yang lainnya di Efesus. Papias, Uskup Hierapolis mengenal baik anak-anak Filipus. Dari mereka, ia mengetahui bahwa Filipus pernah menghidupkan kembali seorang anak lelaki yang telah meninggal. 
Arti nama Filipus adalah Penyayang Kuda. Lambangnya Tongkat dengan salib. Pestanya diperingati setiap tanggal 3 Mei.

SANTO STANISLAUS

St. Stanislaus dilahirkan dekat Cracow, Polandia tahun 1030. Kedua orang tuanya telah berdoa 30 tahun lamanya agar dikarunia seorang anak. Ketika Stanislaus lahir, mereka mempersembahkannya kepada Tuhan karena mereka amat bersyukur. Ketika dewasa, Stanislaus belajar di Paris. Sesudah orang tuanya meninggal dunia, ia memberikan semua harta yang diwariskan orang tuanya kepada fakir miskin. Kemudian ia menjadi seorang imam.
Tahun 1072, Stanislaus ditahbiskan sebagai Uskup Cracow. Uskup Stanislaus sangat dicintai umatnya. Mereka menghargai caranya memberikan perhatian kepada kaum miskin, para janda dan anak-anak yatim piatu. Seringkali ia sendiri turun tangan melayani mereka.
Pada waktu itu Boleslaus II menjadi raja Polandia. Ia seorang yang kejam dan tidak bermoral. Rakyat takut kepadanya dan juga muak dengan gaya hidupnya. Mula-mula Uskup Stanislaus menasehatinya secara pribadi. Bapa Uskup seorang yang lemah lembut dan disegani. Ia mengatakan kepada raja segala perilakunya yang keliru. Tampaknya raja menyesal, namun sebentar saja ia sudah kembali pada cara hidupnya semula. Ia bahkan melakukan lebih banyak dosa yang mengerikan. Bapa Uskup kemudian mengucilkannya dari Gereja. Raja Boleslaus amat murka. Ia membalas dendam dengan diperintahkannya dua orang pengawal untuk membunuh Stanislaus. Tiga kali mereka mencoba tetapi gagal. Kemudian raja bergegas menuju kapel uskup. Ia membunuh Stanislaus saat Bapa Uskup sedang mempersembahkan Misa. Peristiwa itu terjadi pada 11 April 1079. Semua orang menyebutnya martir. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Inosensius IV pada tahun 1253.

SANTO YAKOBUS

Salah seorang rasul Yesus, yang disebut sebagai Yakobus muda untuk membedakan dari Yakobus Tua yang terlebih dahulu menjadi Rasul. Ia dikenal sebagai Yakobus anak Alfeus dan saudara sepupu Yesus. Sebelum menjadi murid Yesus, ia bekerja sebagai petani.
Di dalam kitab suci, Yakobus dikenal setelah Yakobus tua dibunuh oleh Raja Herodes. Ketika para rasul terpencar untuk mewartakan peristiwa kebangkitan Tuhan, Yakobus tetap tinggal di Yerusalem dan kemudian menjadi Uskup Yerusalem yang pertama. Oleh orang Yahudi ia sangat dihormati dan menyebutnya “Yang Adil” karena  mengetahui segala Hukum Yahudi dan tetap patuh pada Hukum Taurat Musa. Sebagai Rasul dan Uskup, Ia sangat menjunjung tinggi Hukum Kristiani dan membebaskan orang Kristen bukan Yahudi dari Hukum Taurat. St. Paulus menyebut Yakobus sebagai Soko Guru Gereja sejajar dengan St. Petrus dan Yohanes (Gal.2:9).
Dalam masa kepemimpinannya sebagai Uskup Yerusalem ia berhasil mempertobatkan banyak orang Yahudi di Palestina. Ketika diadakan konsili di Yerusalem pada tahun 49, ia berdebat dengan Paulus tentang seberapa jauh orang-orang Kristen yang bukan keturunan Yahudi harus menghormati beberapa pokok hukum Taurat. Karena ulah beberapa teman Yakobus timbulah keonaran di Antiokia melawan Paulus. Namun kedua rasul ini bersahabat karib. Ketika Paulus tiba di Yerusalem, Yakobus yang memberikan nasehat agar Paulus pergi ke Bait Allah untuk mentahirkan diri dan memberi persembahan. Paulus menuruti nasehat Yakobus. Tetapi ia ditangkap dan diseret ke hadapan pengadilan. Paulus sebagai warga negara Romawi minta diadili langsung oleh kaisar. Maka ia dikirim ke Roma. Demikianlah Rasul bangsa kafir itu sampai di Roma berkat perantaraan Yakobus. Sebaliknya Yakobus dicurigai oleh orang-orang Yahudi karena mereka tidak mendapat kesempatan untuk membalas Paulus. Beberapa tahun kemudian Yakobus ditangkap, dilemparkan dari menara Bait Allah lalu dirajam hingga wafat sebagai martir pada tahun 62.

Ia seorang yang lemah lembut dan pemaaf yang menghabiskan banyak waktunya untuk berdoa. Ia memohon kepada Tuhan secara terus-menerus untuk mengampuni mereka yang menganiaya para pengikut Kristus. Ketika para penganiaya umat Kristen menjatuhkan hukuman mati atasnya, Yakobus memohonkan ampun bagi mereka kepada Tuhan. Menurut sejarahwan Hegesippus, Yakobus menghayati suatu cara hidup yang amat keras, antara lain: tidak makan daging dan minum anggur. Ia tidak memakai alas kaki dan pakaiannya hanya selembar. Banyak waktunya digunakan untuk berdoa sambil berlutut sehingga kulit lututnya menjadi sangat tebal dan keras. Surat-suratnya lebih menonjolkan perwujudan cinta kasih kepada sesama, terutama yang miskin dan melarat, dimasukkan dalam kanon kitab Suci.