Salah seorang rasul Yesus, yang disebut sebagai Yakobus muda untuk
membedakan dari Yakobus Tua yang terlebih dahulu menjadi Rasul. Ia dikenal
sebagai Yakobus anak Alfeus dan saudara sepupu Yesus. Sebelum menjadi murid
Yesus, ia bekerja sebagai petani.
Di dalam kitab suci, Yakobus dikenal setelah Yakobus tua dibunuh oleh Raja Herodes.
Ketika para rasul terpencar untuk mewartakan peristiwa kebangkitan Tuhan,
Yakobus tetap tinggal di Yerusalem dan kemudian menjadi Uskup Yerusalem yang
pertama. Oleh orang Yahudi ia sangat dihormati dan menyebutnya “Yang Adil” karena mengetahui segala
Hukum Yahudi dan tetap patuh pada Hukum Taurat Musa. Sebagai Rasul dan Uskup, Ia sangat menjunjung tinggi Hukum
Kristiani dan membebaskan orang Kristen bukan Yahudi dari Hukum Taurat. St. Paulus menyebut Yakobus sebagai Soko Guru Gereja sejajar
dengan St. Petrus dan Yohanes (Gal.2:9).
Dalam masa kepemimpinannya sebagai Uskup Yerusalem ia berhasil mempertobatkan banyak orang Yahudi di Palestina. Ketika diadakan konsili di Yerusalem pada tahun 49, ia
berdebat dengan Paulus tentang seberapa jauh orang-orang Kristen yang bukan keturunan
Yahudi harus menghormati beberapa pokok hukum Taurat. Karena ulah beberapa
teman Yakobus timbulah keonaran di Antiokia melawan Paulus. Namun kedua rasul
ini bersahabat karib. Ketika Paulus tiba di Yerusalem, Yakobus
yang memberikan nasehat agar Paulus pergi ke Bait Allah untuk mentahirkan diri dan
memberi persembahan. Paulus menuruti nasehat Yakobus. Tetapi ia ditangkap dan
diseret ke hadapan pengadilan. Paulus sebagai warga negara Romawi minta diadili
langsung oleh kaisar. Maka ia dikirim ke Roma. Demikianlah Rasul
bangsa kafir itu sampai di Roma berkat perantaraan Yakobus. Sebaliknya Yakobus dicurigai oleh orang-orang Yahudi karena mereka tidak
mendapat kesempatan untuk membalas Paulus. Beberapa tahun kemudian Yakobus ditangkap,
dilemparkan dari menara Bait Allah lalu dirajam hingga wafat sebagai martir
pada tahun 62.
Ia seorang yang lemah lembut dan pemaaf yang menghabiskan banyak waktunya untuk berdoa. Ia
memohon kepada Tuhan secara terus-menerus untuk mengampuni mereka yang menganiaya para pengikut
Kristus. Ketika para penganiaya umat Kristen menjatuhkan hukuman
mati atasnya, Yakobus memohonkan ampun bagi mereka kepada Tuhan. Menurut sejarahwan Hegesippus, Yakobus
menghayati suatu cara hidup yang amat keras, antara lain: tidak makan daging
dan minum anggur. Ia tidak memakai alas kaki dan pakaiannya hanya selembar.
Banyak waktunya digunakan untuk berdoa sambil berlutut sehingga kulit lututnya
menjadi sangat tebal dan keras. Surat-suratnya lebih menonjolkan perwujudan
cinta kasih kepada sesama, terutama yang miskin dan melarat, dimasukkan dalam
kanon kitab Suci.
No comments:
Post a Comment